Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini dikarenakan aktivitas pekerja konstruksi berada di lokasi proyek yang berbahaya seperti tersengat listrik, tertimpa alat berat, permukaan yang licin, dan sebagainya. Untuk itu, diperlukan manajemen yang mampu meminimalisir angka kecelakaan kerja di lokasi proyek konstruksi yaitu dengan manajemen risiko konstruksi. Adanya manajemen risiko konstruksi memudahkan manajer konstruksi dalam mengelola risiko konstruksi yang meliputi berbagai tahap mulai dari identifikasi, meminimalisir, mencegah, hingga evaluasi risiko.
Selain faktor internal risiko konstruksi di atas, dalam mengelola risiko konstruksi juga harus memperhatikan faktor eksternal seperti perubahan iklim. Perubahan iklim terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya seiring dengan pemanasan global, efek rumah kaca, hingga emisi karbon. Maka, penting untuk mengetahui bagaimana mengelola dan menerapkan strategi risiko konstruksi di era perubahan iklim saat ini.
Menurut data penelitian jurnal Air Force Institute Technology, setiap tahunnya cuaca buruk seperti banjir dan salju menunda 45% proyek konstruksi di seluruh dunia dan mengakibatkan peningkatan biaya tambahan hingga miliaran dolar yang berdampak pada hilangnya pendapatan. Selain itu, setiap kenaikan 1ºC di atas 28ºC dapat menurunkan produktivitas pekerja konstruksi hingga 57% berdasarkan data penelitian jurnal yang sama.
Baca juga: Pentingnya Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi
Oleh karena itu, penting bagi manajer konstruksi untuk mengelola risiko konstruksi dengan cara memahami perubahan iklim global, mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap proyek konstruksi, dan mengatasi risiko konstruksi.
Dengan menyadari pentingnya pengelolaan risiko konstruksi di era perubahan iklim, maka diperlukan strategi untuk memastikan keberlanjutan proyek konstruksi, yaitu:
Langkah pertama dalam mengelola risiko konstruksi adalah mengidentifikasi berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim seperti cuaca ekstrem, peningkatan suhu, banjir, dan kenaikan permukaan air laut.
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, proyek konstruksi harus dirancang dengan mempertimbangka ketahanan lingkungan diantaranya penggunaan material tahan cuaca, teknologi bangunan berkelanjutan, dan perencanaan lokasi yang tepat.
Manajemen risiko dalam konstruksi harus mencakup mitigasi dan respon yang cepat terhadap potensi bencana dengan melakukan evaluasi risiko secara berkala, peningkatan standar keselamatan, hingga kolaborasi dengan ahli iklim untuk merancang solusi terbaik dalam menghadapi perubahan iklim.
Teknologi dapat memainkan peran penting dalam adaptasi terhadap perubahan dengan inovasi yang dapat membantu industri konstruksi dalam mengelola risiko konstruksi seperti pemodelan simulasi iklim, sistem pemantauan secara real time, dan bahan bangunan inovatif yang ramah lingkungan.
Leave Your Comment