Sektor konstruksi memerlukan standar diri dalam proses operasionalnya, sehingga tidak heran banyak perusahaan konstruksi menerapkan standar tinggi dalam sistem manajemen mereka seperti standar ISO. Dalam proses penerapan ISO di industri konstruksi, terdapat tahapan audit. Pemeriksaan ini dilakukan menilai ketidaksesuaian audit ISO, dalam konteks ini pada sektor konstruksi.
Ketidaksesuaian merupakan kegagalan organisasi dalam memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian dapat terjadi ketika proses kerja atau hasil kerja, sehingga prosedur yang tidak sesuai dengan sistem manajemen yang benar dan berakibat pada produk yang tidak sesuai harapan
Ketidaksesuaian ISO yakni temuan pada implementasi standar ISO di dalam sistem perusahaan. ISO memiliki standar persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Ketidaksesuaian dapat ditemukan pada pemeriksaan lapangan atau inspeksi berupa audit ISO.
Baca juga: Panduan Alur Lengkap Sertifikasi ISO dari Nol
Audit ISO merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengevaluasi, mengonfirmasi, dan memverifikasi proses terkait kualitas, keamanan, dan keselamatan produk dan layanan jasa, sehingga perusahaan mampu memastikan sistem manajemen telah diterapkan secara efektif.
Ketidaksesuaian atau temuan ketika audit ISO merupakan hal yang wajar, termasuk pada sektor konstruksi. Berikut beberapa contoh ketidaksesuaian yang umum atau sering terjadi saat audit ISO di sektor konstruksi:
Banyak perusahaan konstruksi tidak memperbarui dokumen penting seperti prosedur kerja, catatan pelatihan, atau laporan inspeksi. Hal ini menjadi temuan karena standar ISO, seperti ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001, menuntut konsistensi antara praktik di lapangan dengan dokumen yang berlaku.
Meskipun prosedur telah dibuat, seringkali tidak dijalankan secara konsisten oleh pekerja. Contohnya, prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang ditulis dalam manual tidak dipraktikkan saat proyek berjalan, sehingga menimbulkan gap antara dokumen dan kenyataan.
Standar ISO mewajibkan identifikasi risiko proyek, termasuk aspek keselamatan, lingkungan, maupun mutu. Namun sering ditemukan bahwa penilaian risiko hanya formalitas di atas kertas tanpa tindakan pengendalian nyata di lokasi proyek.
Penerapan ISO memerlukan satu tahapan pemeriksaan, yaitu audit ISO. Dalam prosesnya audit ISO, sering ditemukan temuan atau ketidaksesuaian. Terdapat beberapa ketidaksesuaian implementasi yang sering terjadi pada sektor konstruksi seperti dokumentasi yang tidak lengkap, kurangnya implementasi prosedur di lapangan, dan kurangnya manajemen risiko dan tindakan pengendalian. Jika Anda memiliki kendala dalam penerapan ISO pada sektor konstruksi, kunjungi website berikut ini sertifikasiisomurah.com. Tim kami akan membantu Anda dalam memenuhi kebutuhan perusahaan Anda dengan harga yang terjangkau.
Leave Your Comment